Friday, September 01, 2017

Dampak dari artificial intelligence dan machine learning bagi kehidupan manusia

Era internet sudah lewat dan sekarang kita sedang memasuki era teknologi robotic. Sangat menarik melihat perkembangan technology Machine Learning dan Artificial Intelligent di 2 tahun terakhir. Juga melihat betapa Google sangat serius menggarap bidang ini, bahkan melakukan investment besar dengan menyediakan platform Tensorflow (https://en.wikipedia.org/wiki/TensorFlow) dan juga melakukan pembelian atas Boston Dynamics di tahun 2013 (di tahun 2017 Softbank melakukan pembelian dari Alphabet https://www.forbes.com/sites/aarontilley/2017/06/08/softbank-acquires-boston-dynamics-from-alphabet/#6c436c241d8b). Di sisi lain bisa dilihat betapa seriusnya Unicorn companies dalam meng automate, atau meniadakan human intervention/involvement dalam business process perusahaannya untuk meningkatkan nilai profit.

Contohnya bisa dilihat di UBER yang betting on driverless car (https://www.bloomberg.com/news/features/2016-08-18/uber-s-first-self-driving-fleet-arrives-in-pittsburgh-this-month-is06r7on) untuk mengurangi operation cost mereka dalam membayar incentive untuk driver. Intinya akan lebih banyak perusahaan yang akan beralih ke penggunaan teknologi robotic untuk mengurangi biaya human resource. Sebagai contoh paling sederhana bisa kita lihat betapa banyaknya gedung perkantoran dan juga pusat perbelanjaan yang menggantikan system parkirnya menjadi lebih efisien dengan mengurangi keterlibatan manusia, terutama di pos entrance. Dan hal yang sama juga akan diterapkan Jasa Marga dengan implementasi Gerbang Tol Otomatis yang dilaksanakan secara masif. 

Poin yang bisa diambil disini adalah setiap pekerjaan hard skill yang sifatnya rutin, rigorous dan mud untuk disimulasikan oleh teknologi Artificial Intelligent akan semakin diambil fungsinya oleh teknologi robotic kedepannya. Bahkan beberapa profesi yang cukup “sophisticated” pun seperti data scientist terancam

Proses automation ini juga sekaligus menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak ekonomi dan sosial mengingat ketimpangan ekonomi berpotensi akan semakin tajam, mengingat semakin banyaknya potensi pekerjaan yang hilang dan semakin besarnya keuntungan yang akan dinikmati pemilik modal besar dari implementasi teknologi AI dan robotic ini. Apalagi we really know driver utama dari penciptaan teknologi ini adalah sebenarnya greed.

Kedepannya akan semakin besar dampak penggunaan AI dan Machine Learning dalam kehidupan manusia, sebagai langkah antisipasinya kita sebagai manusia harus meningkatkan soft skill kita dan terus mengasah skill dan competence untuk bisa menjawab tantangan zaman.


“You don't need to predict the future. Just choose a future -- a good future, a useful future -- and make the kind of prediction that will alter human emotions and reactions in such a way that the future you predicted will be brought about. Better to make a good future than predict a bad one.”  Isaac Asimov

Sunday, January 29, 2017

Raka dan ketajaman intuisinya

Pada tanggal 28 Januari 2016 salah satu Oom saya mengadakan resepsi pernikahan di salah satu gedung di daerah Gatot Subroto. Sebuah acara meriah yang penuh dengan canda tawa dan suka ria. Saya memutuskan untuk pulang hanya berdua dengan anak saya Muhammad Raka Suryakusuma ke rumah karena besok paginya sudah ada janji meeting.

Kondisi jalan sudah lengang karena memang sudah jam 9.15 malam, gerimis sedang melanda Jakarta, Raka duduk di sebelah saya dan tiba-tiba ada pertanyaan Raka (13 tahun) yang sangat luar biasa untuk saya "Ayah, kenapa ya kota ini begitu terang gemerlap, tetapi tidak dengan orang-orangnya". Sedikit background Raka ini memang anak yang senang melakukan observasi dengan intense, dan selalu menanyakan banyak hal terkait cara kita menjalankan kehidupan.

Tentu saja ini sebuah pertanyaan yang tidak mudah untuk dijawab karena memang diperlukan penjelasan yang bersifat makro terlebih dahulu sebelum masuk ke penjelasan yang lebih mikro. Penjelasan saya dimulai dengan memberikan gambaran terkait dengan betapa banyaknya niat manusia dalam beribadah dan bekerja sudah sangat materialistik, mereka berfikir bahwa; kehormatan, penghargaan hanya akan didapat kalau kita memiliki kekayakaan. Intinya driver utama dari gerak sehari-hari orang sangat dangkal, hal inilah yang menyebabkan banyak pembangunan fisik dibuat dengan megah tapi miskin ruh.Penjelasan berikutnya adalah dari sisi impact dari niat yang salah itu, betapa banyaknya hasil kekayaan yang terbuang percuma menjadi barang-barang mewah yang tidak memberikan banyak manfaat kepada alam sekitar dan orang-orang yang tidak mampu.

Kurang lebih satu jam kami berdialog terkait pertanyaan Raka tersebut, dan hal ini segera menyadarkan saya bahwa Raka sudah menjadi sosok dewasa yang kritis, dan saya bersyukur akan hal itu. Setibanya di rumah dia masih menanyakan banyak hal terkait perkembangan dunia yang terakhir, pheeew parenting is a big tasks :p

Bersyukur sekali saya dan istri dititipkan anak yang cerdas dan senang meng observasi apa yang terjadi di sekelilingnya.