Beberapa bulan terakhir saya berdiskusi langsung dengan para investor pusat data, dari Jakarta hingga Singapura, dari Tokyo hingga Silicon Valley. Percakapan-percakapan ini memperjelas satu hal: Indonesia sedang diperhatikan. Kita bukan lagi hanya pasar, kita punya potensi menjadi pemain utama dalam arsitektur digital Asia Pasifik.
Namun, potensi saja tidak cukup.
Banyak investor mengakui kekayaan pasar kita, tapi masih menempatkan Indonesia sebagai cadangan—bukan pilihan utama. Alasannya bukan karena kurangnya peluang, melainkan karena kita belum menyuguhkan kepastian: dari regulasi yang tumpang tindih, proses perizinan yang melelahkan, hingga belum adanya insentif yang mampu mengimbangi agresivitas negara tetangga.
Padahal, satu fasilitas data center berkapasitas 1 Megawatt TIER III—dengan investasi awal USD 8 juta (belum termasuk lahan)—dapat menciptakan dampak berantai yang sangat signifikan bagi perekonomian nasional. Ini bukan hanya tentang infrastruktur, tapi tentang kedaulatan digital, efisiensi layanan publik, dan percepatan pertumbuhan ekonomi di atas 8% dalam jangka menengah.
Sebagai Ketua Umum IDPRO (Indonesia Data Center Provider Organization), saya percaya:
Sekarang adalah momen strategis untuk menentukan masa depan digital Indonesia.
Bukan sebagai pengguna pasif teknologi global, tapi sebagai produsen nilai digital yang berdaulat, kompetitif, dan berkelanjutan.
Empat Langkah Strategis Menuju Indonesia Sebagai Regional Digital Powerhouse
Untuk itu, IDPRO telah mengajukan empat rekomendasi konkret kepada pemerintah:
1. Pembentukan Lembaga Fasilitasi Satu Pintu untuk Investasi Digital
Bayangkan jika seluruh proses—dari perizinan, tata ruang, energi, hingga insentif—dikoordinasikan dalam satu lembaga nasional, seperti MDEC di Malaysia atau OSOS di Thailand.
Dengan model ini, kita bisa memangkas waktu perizinan hingga 60% dan memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi utama investasi digital regional.
Sudah waktunya kita berhenti menjadi negara yang rumit bagi investor.
2. Insentif Fiskal untuk Infrastruktur AI
Indonesia harus jadi tempat yang ramah bagi inovasi.
Kami mendorong pembebasan bea masuk dan PPN untuk server GPU kelas berat, serta tax holiday bagi proyek AI skala besar.
Langkah ini akan mempercepat transformasi digital sektor publik dan swasta, sekaligus memperkokoh kedaulatan data nasional.
3. Tarif Listrik Industri yang Kompetitif
IDPRO telah mensimulasikan bahwa penerapan tarif listrik khusus industri sebesar USD 0.07–0.08/kWh (dibanding tarif bisnis saat ini: USD 0.10/kWh) tidak akan merugikan negara—justru sebaliknya.
Satu proyek pusat data 100 MW bisa menghasilkan:
-
PPN konstruksi: Rp1–1,5 triliun
-
PPh karyawan & korporasi: Rp200–300 miliar/tahun
-
Bea masuk perangkat: Rp300–500 miliar
-
PBB & pajak daerah: Rp50–100 miliar/tahun
-
Pajak cloud service: Rp1–2 triliun/tahun
Dalam 5 tahun, satu proyek saja bisa menghasilkan Rp8–12 triliun.
Kalikan dengan 2–3 proyek sejenis, maka Rp18 triliun masuk kas negara.
Tarif industri bukan subsidi—ini investasi fiskal jangka panjang.
4. Kebijakan On-Shoring Data
Kita butuh regulasi yang tegas dan visioner: data strategis harus diproses dan disimpan di dalam negeri.
Ini bukan hanya soal keamanan nasional, tapi juga menciptakan peluang ekonomi bagi penyedia layanan cloud lokal dan memperkuat ekosistem teknologi kita.
Bergerak Maju Tanpa Mengorbankan Bumi
Pertumbuhan data center tidak boleh berjalan dengan mengorbankan lingkungan.
IDPRO berkomitmen mendukung transisi hijau, dari efisiensi energi hingga penggunaan energi terbarukan.
Kami menyambut baik inisiatif PLN untuk meningkatkan suplai EBT hingga 76%.
Bersama tim dari National University of Singapore (Prof. Lee), kami sedang menyusun baseline nasional untuk efisiensi energi pusat data tropis—kebijakan berbasis sains, bukan asumsi.
Visi Besar: Indonesia Sebagai Regional Hub AI dan Data
Kami di IDPRO memiliki visi besar: Indonesia bukan hanya menjadi pemain, tapi pusat.
Pusat data.
Pusat AI.
Pusat inovasi digital Asia.
Dengan ekosistem yang inklusif, regulasi yang progresif, dan komitmen kuat terhadap keberlanjutan, kita bisa menjadi tulang punggung digital kawasan.
Kami siap bekerja bahu membahu dengan semua pihak—pemerintah pusat dan daerah, BUMN, swasta, akademisi, dan mitra internasional.
Indonesia tidak boleh hanya menjadi pasar bagi teknologi global—kita harus menjadi pusatnya.
Saatnya Bertindak
Negara-negara lain sedang berlomba membangun masa depan digital mereka.
Kita punya pasar, kita punya potensi, kita punya semangat.
Yang kita butuhkan sekarang adalah keberanian untuk mengambil langkah strategis.
Mari wujudkan Indonesia sebagai rumah besar bagi data, AI, dan inovasi digital masa depan.
Bukan hanya untuk sekarang, tapi untuk generasi Indonesia 2045 dan seterusnya.
#IDPRO #RumahDigitalIndonesia #AIIndonesia #PusatDataNasional #KedaulatanDigital #TransformasiDigital #Indonesia2045 #InfrastrukturDigital #GreenTech #FiskalInovatif #SatuPintuInvestasi #OnShoringData #DigitalSovereignty #SustainableDigital