Tuesday, July 23, 2013

Ramadhan dan hal-hal yang penting di dalamnya

Dibawah ini adalah beberapa hal yang penting dalam menyikapi bulan Ramadhan, bulan yang dipenuhi keberkahan di dalamnya.

1) Ramadhaan satu2nya bulan yg disebut namanya dlm Al-Quran, dan itu menunjukkan keistimewaannya. Adapun makna Ramadhaan berasal dari kata "Ramdhaa-u" yg bermakna "Syiddatul-Harr" (yg sangat panas). Ibnu Hajar mengatakan: "Li-annahu Tuhraqu Fiihadz-Dzunub" (Karena sungguh dibakar dosa2 di dalam bulan -- Ramadhaan -- itu). Itulah sebabnya sebagian orang menyebutnya bulan suci, karena terjadinya proses pensucian manusia dari dosa2nya di bulan itu. Inilah kedahsyatan Ramadhaan.

2) Nabi saw bersabda: "Idzaa Dakhala Ramadhaan Futihat Abwaabus-Samaa-i..." Wa Fii Riwatin: "Abwaabur-Rahmah".. Wa Fii Riwayatin: "Abwaabul-jannah" (Apabila masuk bulan Ramadhaan, maka seluruh pintu langit di buka. Dalam riwayat yg lain: "Pintu2 rahmat dibuka". Dalam riwayat yg lain: "Pintu2 Sorga dibuka". (HR. Bukhari dan Nasa-i). Dibukanya pintu langit berarti terbukanya waktu mustajab utk berdo'a kpd Allah selama 24 jam dan terbuka utk menerima semua 'amal shalih. Dibukanya pintu2 rahmat berarti betapa luas rahmat Allah yg tercurah dlm bulan itu. Dibukanya pintu2 Sorga, betapa luas jalan menuju Sorga bagi setiap muslim yg wafat pada bulan itu. Allaahu Akbar.

3) Nabi saw melanjutkan sabdanya: "..Wa Ghulliqat Abwaabu Jahannam, Wa Sulsilatisy-Syayaathiin" (Dan dikunci pintu2 Neraka, dan syaithan2 dirantai). Jumhur 'ulama mengatakan yg dimaksud "syaithan2 dirantai", ialah: syaithan2 tdk lagi mampu menggoda atau membisikkan pengaruhnya kpd manusia, sehingga setiap muslim tinggal menghadapi bisikan2 negatif dari dalam dirinya saja, secara teori ini tentu lebih mudah dihadapi. Inilah situasi kondusif yg Allah berikan pada bulan Ramadhaan, agar setiap muslim dimudahkan menggapai rahmat Allah, serta membangun karakter Taqwa yg merupakan tujuan dari Shaum.

4) Yaa-ayyuhalladziina Aamanuu Kutiba 'Alaikumsh-Shiyaamu, Kamaa Kutiba 'Alal-Ladziina Min Qablikum La'allakum Tattaquun. (Al-Baqarah:183).
"Hai org2 yg beriman, diwajibkan atas kalian melaksanakan Shiyam sebagaimana diwajibkan atas org2 seblm kalian, agar kalian bertaqwa".
Ayat yg mulia ini dimulai dgn seruan "hai org2 yg beriman". Al-Ustadz Sa'ad Shadiq Muhammad mengatakan bhw seruan dgn menyebut "iman" spt ini, hanya khusus bagi org2 yg beriman, krn iman kpd Allah merupakan dasar bagi seluruh kebaikan dan sumber bagi semua keistimewaan.


5) "Diwajibkan atas kalian melaksanakan Shiyam..". Makna Shiyam dari segi bahasa: Imsaakun 'Anil-Kalaam Wal-Fi'li (Menahan diri dari pembicaraan dan perbuatan). Pengertian ini sesuai dgn sabda Nabi saw: "Laisash-Shiyaamu Minal-Akli Wasy-Syarabi. Innamaash-Shiyaamu Minal-Laghwi War-Rafatsi" (Bukanlah Shiyam itu menahan makan dan minum. Sesungguhnya Shiyam itu menahan diri dari ucapan dan perbuatan batil (sia2) dan dari kata2 kotor).HR Al-Hakim dan Al-Baihaqi. Hadits ini menjelaskan makna yg hakiki dari Shiyam, yaitu: menahan diri atau mengontrol diri dari ucapan dan perbuatan yg batil.

6) Mengapa lisan (berbicara) harus ditahan (dikontrol)? Krn menurut Nabi saw lisan adalah anggota tubuh yg paling banyak memproduksi dosa, sabda Beliau: "Aktsaru Khathaaya Ibni Aadama Fii Lisaanihi" (Sebagian besar kesalahan/dosa anak Adam/manusia, terdapat di lisannya").HR. Ath-Thabrani dan Ibnu Hibban).

7) Imam Al-Ghazali memaparkan secara lengkap apa yg dimaksud menahan lisan diwkt Shaum. Beliau berkata:

Menjaga lisan itu ialah dari:
1) Al-Hadzyaan; yaitu bicara ngawur spt org ngigau. Asal nyelutuk dsb.
2) Al-Kidzbu; dusta, bohong, ngibul dsb.
3) Al-Ghiibah; membiacarakan aib org di belakang.
4) An-Namiimah; adu domba.
5) Al-Fuhsy; ucapan2 keji.
6) Al-Jifaa'; ucapan2 batil (sia2)
7) Al-Khushuumah; bertengkar.
Al-Miraa'; berdebat dgn sengit.
Dan konsisten bersikap diam, dan menyibukkan lisan utk berdzikir kpd Allah atau membaca Al-Quran dsb. Inilah Shaumnya lisan.


8. Selanjutnya Imam Al-Ghazali mengatakan: Termasuk --kewajiban-- Shaum memelihara telinga dari mendengarkan hal2 yg makruh dan diharamkan (spt mendengarkan gosip2 dan acara2 tdk bermanfaat lainnya melalui TV, radio atau mendengar hal2 tsb langsung dari teman bicara), berdasarkan sebuah riwayat:
"Al-Mughtabu Wal-Mustami'u Syarikaani Fil-Itsmi" (Org yg menghibah dan org mendengarkan, sama2 berdosa). Dan juga termasuk --kewajiban-- Shaum memelihara anggota tubuh yg lain, seperti tangan dan kaki dari perbuatan haram dan makruh (lihat Al-Ihyaa' juz 1 hal. 271). Inilah yg dimaksud menahan diri (Imsaakun) dari perbuatan batil.


Sebuah video menarik mengenai Ramadhan di Korea Selatan
https://www.facebook.com/photo.php?v=569910769732978

No comments: