Wednesday, March 05, 2025

Suryakusuma Farm: Sebuah Impian untuk Merawat Bumi




Bismillah, ada suatu panggilan dari dalam jiwa, sebuah kerinduan yang tak bisa diabaikan—kerinduan untuk kembali ke pangkuan alam, menyatukan diri dengan harmoni semesta, dan memberi kesempatan bagi bumi untuk menyembuhkan dirinya. Saya bermimpi suatu hari nanti bisa menutup lembaran hidup di hiruk-pikuk semesta dan kembali ke akar, di kaki Gunung Ciremai, membangun Suryakusuma Farm—sebuah tempat yang bukan sekadar tempat tinggal, tetapi sebuah ekosistem kecil yang hidup, bernapas, dan menjadi bagian dari solusi.


Saya terkesan sekali dengan cara hidup masyarakat Suku Badui di Banten, yang dengan kesederhanaannya justru mampu menjaga kelestarian alam lebih baik daripada banyak masyarakat modern. Mereka hidup tanpa listrik, tanpa teknologi canggih, tetapi tetap sejahtera dalam kedamaian alam yang lestari. Hutan mereka tetap rimbun, air tetap jernih, tanah tetap subur—semua karena mereka memegang teguh prinsip bahwa manusia adalah bagian dari alam, bukan penguasanya. Filosofi inilah yang menginspirasi saya untuk merancang tempat di mana manusia dan alam bisa kembali berdampingan dalam keseimbangan.

Selain itu, pengalaman saya berkunjung ke Yayasan Bumi Langit dan berbicara langsung dengan pendirinya, Pak Iskandar Waworuntu, memberikan saya wawasan yang sangat mendalam tentang bagaimana lahan yang sakit bisa berubah menjadi lahan yang berkah jika dikelola dengan penuh kesadaran. Saya melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana disiplin dalam menerapkan konsep permaculture mampu menghidupkan kembali tanah yang sebelumnya gersang, menjadikannya subur, produktif, dan berkelanjutan. Perjalanan ini semakin menguatkan keyakinan saya bahwa permaculture bukan sekadar teori, tetapi sebuah solusi nyata untuk merawat bumi dengan lebih bijaksana.


Kembali ke Alam, Kembali ke Kehidupan

Suryakusuma Farm akan menjadi lebih dari sekadar hunian; ini adalah manifestasi dari sebuah filosofi hidup—hidup selaras dengan alam, bukan melawannya. Saya membayangkan sebuah permaculture sanctuary, di mana setiap elemen dalam lanskap bekerja sama membentuk ekosistem yang berkelanjutan.

Di tengah lahan yang hijau, saya ingin membangun sebuah kolam ikan yang terintegrasi dengan kebun sayur melalui sistem aquaponik. Air dari kolam ini akan membawa nutrisi alami untuk tanaman, dan pada gilirannya, tanaman akan membersihkan air untuk ikan. Sebuah siklus kehidupan yang sempurna, tanpa limbah, tanpa polusi, hanya keseimbangan murni sebagaimana alam merancangnya.


Tak jauh dari sana, berdiri sebuah kolam renang berpemanas, yang airnya seakan menyatu dengan cakrawala, menghadirkan ketenangan bagi jiwa yang lelah. Kolam ini tidak sekadar tempat berendam, tetapi simbol dari bagaimana kemewahan dan keberlanjutan bisa berjalan berdampingan. Dengan pemanas tenaga surya dan sistem konservasi air, kolam ini tidak hanya memberi kenyamanan tetapi juga menghormati alam.

Jalan setapak dari batu alam akan menghubungkan rumah utama, kolam renang, dan kolam ikan, membimbing setiap langkah saya untuk selalu terhubung dengan tanah yang saya pijak. Di setiap sudut, ada ruang untuk berbagi—sebuah gazebo sederhana dengan bangku dari batang kayu, tempat di mana keluarga dan sahabat bisa duduk bersama, berbincang, tertawa, dan merayakan hidup dalam kesederhanaan.


Kesadaran Kolektif: Kunci Masa Depan Bumi

Saya menyadari bahwa satu lahan kecil ini mungkin tidak akan cukup untuk mengubah dunia. Tetapi saya juga percaya bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil. Kesadaran kolektif adalah kunci.


Suryakusuma Farm bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga laboratorium hidup—tempat di mana siapa pun bisa belajar bagaimana membangun rumah yang ramah lingkungan, bagaimana menanam makanan sendiri tanpa merusak tanah, bagaimana memanen air hujan untuk kehidupan, dan bagaimana menikmati keindahan tanpa mengorbankan kelestarian. Saya berharap tempat ini bisa menjadi inspirasi, bahwa gaya hidup berkelanjutan bukan sekadar konsep utopis, tetapi sebuah kemungkinan nyata.


Mungkin, jika lebih banyak orang mulai membuka mata dan hati, memilih untuk hidup lebih selaras dengan alam, maka perlahan tapi pasti, bumi akan mulai pulih. Mungkin, jika kita cukup peduli, anak-cucu kita masih bisa melihat hutan yang rimbun, sungai yang jernih, dan udara yang segar, bukan hanya dalam buku cerita atau museum sejarah.


Bukan Hanya Mimpi, Tetapi Janji

Suryakusuma Farm bukan sekadar impian kosong. Ini adalah sebuah janji, sebuah langkah nyata menuju kehidupan yang lebih bermakna. Saya ingin menghabiskan sisa usia saya di sini, bukan hanya sebagai pelarian dari kebisingan dunia, tetapi sebagai kontribusi kecil bagi sesuatu yang lebih besar—bumi yang lebih sehat, lebih hijau, lebih berkelanjutan.

Dan jika suatu hari nanti saya harus berpulang, saya ingin tahu bahwa saya telah melakukan bagian saya, bahwa saya telah meninggalkan jejak yang tidak merusak, tetapi menyuburkan. Saya ingin tahu bahwa saya telah memilih jalan yang benar, kembali ke alam, kembali ke kehidupan.

Untuk bumi, untuk masa depan, untuk kehidupan yang lebih bermakna—Suryakusuma Farm, saya akan membangunmu.

No comments: