Alhamdulillah kemarin hari Rabu tanggal 22 Desember 2010 Raka sudah disunat, kita sekeluarga dan juga orang tua saya berangkat dengan convoy 2 mobil dari Bona Indah jam 5.30 menuju rumahsunatan di daerah Casablanca.
Di sepanjang perjalanan memori saya melayang ke waktu dimana saya disunat dulu, sebuah memori yang begitu indah. Di kampung Winduhaji adalah suatu tradisi untuk merayakan sunatan secara besar2an, saking besarnya banyak keluarga berada mendatangkan dalang2 wahid sebagai pengisi acara.
Mungkin skala eventnya berbanding tipis dengan acara perkawinan, bahkan anak kecil yang disunat pun diberi gelar "Penganten Sunat". Saya ingat waktu itu dihias dengan begitu seriusnya, beskap dari bahan beludru yang panas dengan warna biru gelap yang sangat panas dipakai, kopiah yang dilengkapi dengan ronce melati dan tidak lupa keris yang aneh bentuknya.
Kaum ibu sibuk mempersiapkan hidangan di dapur umum, kaum bapak dengan koordinasi yang tidak kita mengerti bisa membuat balandongan (tenda hajatan) dengan sukses. Tidak ada satupun yang dibayar dan minta dibayar, satu hal yang sekarang saya yakin jadi barang langka.
Saya ingat berbisik ke ayah saya sebelum disunat keesokan harinya untuk tidak mempertonton kan freshly cut penis yang biasanya ditutup semacam besek. Konsepnya aneh menurut saya :). Hari sunat tiba, kami berangkat pagi sekali sekitar jam 3.30, Abah, Bapak dan para sesepuh ikut mengantar saya menuju dokter sunat di daerah Soekarno Hatta Bandung.
Clueless dan tidak pernah tau pengalaman disunat saya pikir disunat itu tidak akan sakit, dan memang itu yang biasanya orang tua2 sampaikan, kami tiba di Bandung sekitar jam 6.30, hanya menunggu sebentar dan akhirnya saya disunat .
Di perjalanan kembali ke Winduhaji efek obat bius menghilang, dan rasa sakit yg sangat pun menyerang. Para orang tua dengan penuh kasih sayang mencoba untuk memberikan rasa nyaman pada saya.
Tiba di rumah Abah saya di Winduhaji, hal pertama yang saya ingin lakukan adalah tidur, mencoba membuang rasa sakit ini ke satu keranjang sampah jauh di lubuk mimpi yang terdalam. Tapi ternyata saya diwajibkan makan bakakak hayam (ayam panggang full 1 body) yang bentuknya mengingatkan saya pada para pendekar Kay Pang di film2 kungfu klasik.
Akhirnya dengan terpaksa saya makan, dan langsung makan obat yang Alhamdulillahnya 15 menit setelah itu mampu menghilangkan rasa sakit. Dan sayapun tertidur.....ketika terbangun saya kaget melihat banyak saudara yang bediri/duduk di sekitar saya, dan berbicara dalam bahasa sunda yang artinya kurang lebih jadi anak pinter, baik dan sholeh ya dan yang lebih kaget lagi ternyata penis saya sudah dibrongsong dan dipertontonkan ke penduduk seantero desa hehehehhe, rasa malunya hilang dengan bayangan dapet uang hajat yang ingin sekali saya belikan slot car dan tracknya ;).
Promise you that next blog is about Raka sunatan.
No comments:
Post a Comment